.

Selasa, 17 September 2013

Boneka sigalegale

Samosir - Saat berlibur ke Pulau Samosir, Sumut, jangan
lewatkan Museum Huta Bolon Simanindo. Di tempat ini,
Anda bisa belajar menari tortor bersama boneka Sigale-
gale.
Setelah menempuh jalanan kecil dari Tuk tuk di Pulau
Samosir, detikTravel dan para fotografer finalis Garuda
Indonesia Photo Contest tiba di Simanindo, Rabu
(28/8/2013) lalu. Begitu turun dari bus, di hadapan kami
adalah gerbang Museum Huta Bolon Simanindo.
Jangan bayangkan museum dengan bangunan besar.
Tempat ini lebih seperti museum terbuka. Tidak salah,
Museum Huta Bolon Simanindo mengambil konsep desa
adat Batak yang disebut Huta.
Huta adalah kampung tradisional Batak yang dikelilingi
benteng dan tanaman pohon bambu. Huta hanya memiliki
satu pintu masuk.
Nah, huta di sini menjadi semacam tempat pagelaran tari
tortor. Di dalamnya terdapat 6 rumah tradisional Batak, 3
di kiri dan 3 di kanan. Di tengahnya terdapat lapangan.
Saat kami tiba pukul 11.00 WIB, sudah dimulai simulasi
Pesta Adat Mangalahat Horbo, pesta memotong kerbau.
Tapi kerbau di sini hanya dipajang saja.
Yang seru di sini adalah rangkaian 11 tarian gondang
dan tortor yang mempesona. Puluhan wisatawan
mancanegara yang duduk berjejer begitu terhipnosis.
Tarian ini macam-macam namanya. Dimulai dari Gondang
Lae-lae, tari mendoakan kerbau. Lalu, Gondang Mula-
mula dan Gondang Mula Jadi, berdoa pada Tuhan.
Prosesi berlanjut dengan Gondang Shata Mangaliat, yang
aslinya prosesi menyembelih kerbau. Lalu ada Gondang
Marsiolop-olopan dimana warga desa memberi selamat.
Kemudian ada Gondang Siboru dan Gondang Sidoli,
tarian meminta lamaran dan tarian melamar gadis.
Jeprat! Jepret! Para wisatawan dan fotografer tak henti-
hentinya memotret rangkaian tarian menarik ini. Apalagi
saat Gondang Pangurason, dimana seorang perempuan
disusupkan roh dan menari dengan cipratan air meminta
berkah.
Tentu saja wisatawan tidak hanya bisa menonton. Di
Museum Huta Bolon, pada prosesi ke sembilan adalah
Tari Bersama. Semua hadirin diminta ikut menari tortor.
Saya tidak mau ketinggalan! Bersama sekitar 20 tamu,
saya ikut menari tortor berkeliling lapangan itu. Horas!
Horas! Semua orang memekik bersama dengan serunya.
Kemudian ada tari Tortor Tunggal Panaluan dari seorang
dukun. Prosesi adat pun mencapai puncaknya dengan
Gondang Sigale-gale.
Inilah ikon dari Museum Huta Bolon. Boneka Sigale-gale
diboyong ke tengah dan orang-orang bisa melihatnya
menari, seiring penari lain bermain alat musik.
Jika dilihat dari depan Sigale-gale bergerak sendiri. Tapi
dari samping, sepertinya saya melihat seorang penari
memainkan bonekanya dari bawah seperti seorang
dalang. Wisatawan pun maju memberi uang Rp 50.000.
Ketika prosesi adat selesai, semua orang berebut berfoto
bersama para penari dan tentunya boneka Sigale-gale.
Sayang, hujan membuat kami harus meninggalkan
Museum Huta Bolon. Namun keseruan upacara adat ini
pasti jadi pengalaman berkesan untuk wisatawan.